Saturday, June 25, 2011

Happy Wedding, Pay :))


Beberapa hari yang lalu, teman saya mengirimkan sebuah pesan singkat yang berisi "puy, aku mau nikah. doain yaa". entah bagaimana caranya menggambarkan perasaan saya, pokoknya campur aduk antara kaget, bahagia dan sudah bisa ditebak. besoknya "ibu" (panggilan saya kepada ibunya) menelfon saya dengan bilang bahwa saya harus datang atas nama keluarga dekat.

well, singkat flash back, yang menikah ini adalah belahan jiwa saya, teman terbaik yang datang sekali-sekali tapi di setiap kedatangannya selalu membawa sesuatu. namanya Dimas Setiawan. kami sudah akrab sejak saya SMA dan dia berada di bangku kuliah. maklum jarak umur kami 5 tahun. Dimas sudah seperti kakak laki-laki, keluarganya terutama ibunya sudah seperti ibu saya sendiri.

Tadi malam dia menelfon saya, sejenis curhatan karena tiba-tiba diserang sindrome pra-nikah. sejak dulu dia selalu bilang sama saya kalau dia takut dengan ijab kabul tapi setelah menyaksikan sendiri, saya pun menangis. dia hebat. saya yakin keluarganya akan menjadi keluarga yang hebat juga apalagi anak-anaknya.

Tapi ada yang lebih penting, tadi saya tersentuh dengan wangsit ibu yang bilang "nak, jalan hati-hati dan jangan lupa sholat. apa yang kita harapkan belum tentu itu yang kita dapat. pelan-pelan jangan sampe jatuh"

well, they're my second family and i love them
happy wedding, pay :)

Tabrakan Doa


aku berdoa untukmu
mereka berdoa juga untukmu
dan ibu berdoa untuk yang terbaik

kemudian terjadi tabrakan doa di udara
entah punya siapa yang akan sampai duluan di tangan Pencipta

aku memintamu
mereka memintamu
dan ibu meminta yang terbaik

kemudian Tuhan mulai bingung untuk melakukan pilihan
ia menyerahkan pada sang waktu sebagai pemegang jawaban 

kami menghadap Tuhan yang sama, dari latar belakang yang berbeda tapi dengan satu doa yang sama kecuali doa ibu, ia hanya meminta yang terbaik.
sesungguhnya kami juga meminta yang terbaik; kamulah yang kami yakini sebagai yang terbaik. mungkin pertanyaan besarnya adalah siapa diantara kami yg memegang gelar terbaik. 
hey, aku salah. kami adalah pemenang dari ribuan sperma yang terbuang. bukankah dengan begitu kami memang ditakdirkan untuk menjadi yang terbaik pada jalurnya masing-masing ?
baiklah, fokus teman-teman. tetap berdoa, tetap bertabrakan seperti arena 'baku toki' di dufan. ini akan menyenangkan.

dan ibu, kamu pemenang. doamu juara