Friday, July 31, 2009

LONG DISTANCE RELATIONSHIP (LDR)


Apa yg ada di kepala kalian ketika mendengar atau membaca kata LONG DISTANCE RELATIONSHIP atau HUBUNGAN JARAK JAUH ?
Pasti tak lain dan tak bukan tentang hubungan yg terpisah jarak dan waktu, hubungan yg memanfaatkan segala macam kecanggihan tekhnologi dan hubungan yg teramat sangat ingin dihindari

Kenapa gue ngambil topik ini ?
First, gue ama pacar gue LDR
Second, banyak sepupu dan teman-teman gue yg mulai menjalani LDR dan sepertinya mereka mulai seteres menghadapi hubungan ini.

Gue lagi browsing-browsing internet dan kemudian menemukan forum diskusi tentang LDR. Banyak sekali pendapat yg hampir kesemuanya sama. Yang ada di pikiran mereka tak jauh-jauh dari kangen, stress, tersiksa dan sejenisnya. Ada yg menjalani hubungan selama 4 bulan, 1 tahun, 3 tahun, bahkan 7 tahun (HEBAT).

Ngopy dari kata-kata Brandy di lagunya yg berjudul Long distancee “this long distance will killing me”. Maybe it’s exactly what they feel.

Terkadang gue bingung ama pemikiran orang-orang, termasuk cowo gue sendiri. Menurut mereka LDR itu menyiksa. Sampai-sampai mereka melakukan jalan pintas, kalo cowo gue sih lebih milih autis ama temen-temennya dan nyuekin gue. Karena menurut dia, hal ini bisa membuat penyiksaannya berkurang.
Perbedaan terbesar antara LDR dan NON LDR yaitu intensitas ketemu yg jarang dan mungkin ng bisa sama sekali.
Sebenarnya ketemu dan ng ketemu itu ng jauh beda. Kita masih bisa ngobrol di telfon, SMSan, Chatting, MMSan, 3Gan, webcaman dan masih banyak lagi kecanggihan tekhnologi yg bsa dipakai. Da harusnya kita para LDR mania itu bersyukur dengan hubungan ini, dimana kita dapat mengurangi dosa (ngerti kan ?) hehehehhe
Ngopy dari sebuah tulisan tentang LDR yah “hubungan ini bakalan susah kalo orang Nafsunya tinggi. Punya pacar yang napsong™ dan doyan bokep juga bisa bikin hubungan LDR gagal. Karena kalau nggak ketemu pacarnya beberapa bulan, nggak meluk, cium, atau dan lainnya, wah…bisa-bisa dia cari cowok/cewek lain untuk memuaskan nafsunya. Kalau yang ini saya nggak tau solusinya. Ada yang bisa bantu?”

Gue tau, pemanfaatan tekhnologi dan ketemu langsung itu beda. Bukannya so’ jago atau so’ kuat yah, sebenarnya selama kita menjalaninya dengan nyantai dan always positive thinking, mungkin ng pernah ada kata menyiksa. Menurut gue, selama komunikasi lancar dan saling percaya satu sama lain, pasti bisa. Kalo pun nanti ke depannya kenapa-kenapa, yah berarti emang bukan jalannya kaya gitu. Pasangan yg sama-sama setiap haripun ng menutup kemungkinan bakalan hancur. Ng usah mikir bahwa dunia ini bakalan KIAMAT tanpa pasangan kita di samping deh. Sebelum sama-sama pacar, kita udah punya dunia sendiri. Mereka hanya pelengkap, karena yg paling utama di hidup kita itu yah diri kita sendiri.

Ng tau apa gue yg aneh atau orang-orang yg berlebihan karena selama 1 tahun lebih menjalani LDR, gue nyantai-nyantai aja. Ng ada namany seteres karena ng ketemu pacar. Kangen, pasti. Tapi gue selalu bisa ngatasin ini. Gue punya dunia gue disini, gue punya temen-temen dan gue juga ng gaptek, jadi gue ng terlalu ambil pusing. Gue pun ng pernah ngajak berantem, minta udahan, selesai, bla bla bla hanya karena masalah LDR. Gue pun ng pernah cemburu ama temen-temen cowo gue yg bisa tiap hari bareng cowo gue. Paling gue cuma kesel, marah dan sekarang hubungan gue hampir hancur karena intensitas komunikasi yg kurang (cowo gue udah berasa milikin gue, makanya jadiin gue tempat transit doang) tapi apa, dalam kondisi kaya gini pun, gue masih bisa senang-senang, bahkan ujung-ujungnya cowo gue yg tiba-tiba sensi dan curiga ng jelas. Aturannya kan gue yg harus kaya gitu. Mungkin emang karena gue terlahir sebagai manusia paling cuek di muka bumi ini.

Gini yah, yg bisa ngontrol diri kita itu yah kita sendiri. Mereka hanya bagian dari hidup kita yg akan selalu menjadi penyemangat, inspirasi, alarm terbaik buat bangun pagi dan suara malam paling indah sebagai pengantar tidur. Selanjutnya kan kita sendiri yg rasain, kita sendiri pun yg bakalan nentuin semuanya. Ng ada tuh kata “I can’t leave, breathe, walk, sleep without you” . Buktinya gue masih bisa bernafas, masih bisa berjalan, masih bisa tidur dengan nyenyak bahkan mimpi indah walau tanpa embel-embel cowo gue. Yang bikin semuanya susah hanya reaksi kita terhadap hubungan ini. Belajar buat ngontrol semuanya, belajar buat menjadikan semuanya mudah. Gue tau masing-masing orang tuh beda, tapi kalo kita yakin, pasti kita bisa. Walaupun tiap hari cuma bisa berfantasy, ng jadi masalah kan ?. kalo jodoh juga ng bakalan kemana. Hari ini kita bisa nangis-nangis, seteres karena hubungan ini, tapi besok belom tentu.

Ini cuma tulisan LDR dari sudut pandang gue yah, karena masing-masing orang berbeda. Be POSITIVE guys.
SELAMAT MENIKMATI LDR

5 comments:

  1. ha...ha...ha...bener-bener Dil.

    Bagi saya si ini buat buktiin sebenernya seberapa dewasa individu masing-masing. JUGA, seberapa gede sebenernya rasa satu ma lain.

    Saya behavioris, dan skeptis, dan temen keritingmu bikin tu skeptisisme runtuh dengan kelakuan gilanya dia.

    P.S: Sori ni kalo di tiap komen ada Pramadhani Reihan Tuasikal trus.

    ReplyDelete
  2. ng papah. emang dia virus yg telah mengganggu semua sistem sarafmu kan ? jadi di pikiran dan perasaan selalu ada dia. hahahahah
    langgeng yah kalian :)

    ReplyDelete
  3. brisiiiik
    ngomongin aku yaaaa?
    hahahahahaha

    ReplyDelete
  4. setuju,. pemikiran yang positif buat hidup kita lebih positif. tapi kadang pikiran negatif ga bisa di cegah buat ngerambatin otak kita.

    mbon, mesti baca nih,hhe. piss. ku doain kalian2 yang LDR langgeng dah,

    salam kenal.

    ReplyDelete