Friday, July 24, 2009

KISAH ANKA


***
Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika mamah dan kakakkku Anya membangunkanku. “heh ! kuncen bangun” teriak Anya sambil menarik-narik selimut dari badanku. “bawel nih emak2 tanah abang, masih ngantuk tau” kataku sambil menarik selimut menutupi tubuhku lagi. “Alliyah, bangun sayang” terdengar suara yg lebih merdu membangunkanku yg tak lain dan tak bukan adalah mamah. Aku bangkit perlahan-lahan dan membiarkan tanganku menopang seluruh berat tubuhku dengan mata setengah terbuka. Mereka berdua tersenyum padaku, “lo LULUS cen” teriak Anya sambil memeluk dan mecium pipiku berulang-ulang kemudian mamah juga memelukku dan mengucapkan selamat. Aku menarik badanku, mengingat-ingat tanggal berapa hari ini. Akhirnya aku sadar bahwa hari ini adalah tanggal 13 Juni, dimana hasil kelulusan akan dikirim ke rumah. Aku terdiam sejenak dengan setengah sadar aku bertanya lagi apakah aku benar lulus. “iyah cen. Yes..yes..yes.. Si Ari kalah taruhan” aku meraih kertas yg ada ditangan Anya, membacanya berulang-ulang kemudian berdiri dan meloncat di kasurku. “yeah yeah yeah yeah yeah gue udah lulus, yeah yeah yeah yeah yeah anak kuliahan”. “reaksi lo telat cen” teriak Anya sambil melemparkan bantal ke arahku. Huahh, ng kebayang gimana senengnya aku karena hampir semua orang memprediksikanku ng lulus. Hal ini dikarenakan, pertama ketahuan mencontek oleh pengawas independent dan yg kedua yg lebih parah lagi, aku pernah disumpahin ng lulus dari guru BP karena menonjok anaknya kemudian kabur lompat pagar dan merusak semua apotek hidup.

***
Hari ini genap satu bulan dari hari kelulusanku, tapi belum ada satu pun formulir universitas yg aku pegang. Aku bingung mo kuliah dimana dan ngambil jurusan apa. Padahal aturannya keputusan ini harus ku ambil jauh sebelum UN berlangsung. Selama sebulan ini sudah banyak yg dilakukan mamah, papah, dan mba Asti untuk mengurus kuliahku. Mulai dari melihat hasil psikotesku yg hampir 100 % bukan hasil murni ku sampai membawaku pada peramal dan orang yg bisa membaca tangan untuk mengetahui dimana keahlianku. Tapi tetap saja nihil. Sebenarnya masih ada yg kurang sih, seharusnya aku mengikuti REG (SPASI) PRIMBON kaya iklan-iklan di TV, tapi sayangnya ada pulsa di HP saja udah syukur gimana mau menyisihkan 2000 perak tiap kali sms masuk. Akhirnya keputusan terakhirku adalah, masuk kuliah tahun depan sambil mencari kerja, sapa tau aku bakalan menemukan keahlianku yg sebenarnya.
***
Hari ini aku janjian dengan Bono dan Vian. Mereka berdua adalah teman baikku semasa SMA. Dari kecil hampir semua teman-temanku adalah laki-laki, bahkan yg parahnya aku bisa menjadi pemimpin mereka semua, apa yg aku katakan, pasti langsung dituruti. Menurut mereka, aku adalah wanita luar binasa, hhe*. Planning kita hari ini adalah mencari lowongan pekerjaan buatku. Bono sudah terlebih dahulu terjun di dunia pekerjaan, sedangkan Vian adalah anak orang kaya yg melanjutkan kuliah di salah satu universitas ternama. Aku membutuhkan kendaraan Vian untuk mengantarku keliling Jakarta. Dari dulu Vian memang menjadi Supir taxi gratisanku. Hhe*
Pencarianku tidak memakan waktu lama, Bono mempunyai kenalan di Blitzmegaplex Grand Indonesia dan ternyata mereka sedang membuka lowongan pekerjaan. Tidak sulitlah kalau hanya menjadi penjaga counter tiket atau sekedar merobek tiket, apalagi bakalan ada plus-plusnya, yaitu bertemu dengan cowo-cowo cakep, tajir, yg udah pasti AGJ. Aku mempunyai kelemahan terhadap tipe cowo seperti ini. Aku bisa langsung mematung dan keringatan kalau di dekat mereka. Dulu Vian hampir saja menjadi sasaranku. Untung bisa cepat ku handle.
Kami segera menyusuri jalanan sudirman yg cukup padat. Setelah sampai, aku langsung bertemu dengan bagian HRD, menyerahkan CV ku, dan kemudian di wawancara. Semuanya selesai dalam waktu 1 jam dan aku pun diterima. Setelah mendengar arahan dan mendapatkan jadwal kerja ku. Aku pun kembali pada Bono dan Vian. Dengan senyum termanisku aku memeluk mereka dan mengucapkan terima kasih. Sebagai hadiah, aku mentraktir mereka nonton. Jarang-jarang aku mau ngeluarin duit buat bayarin orang nonton. Biasanya hanya sebatas membeli 2 popcorn caramel ukuran kecil dan aqua sesuai dengan jumlah orang yg ada.

***
Hari ini adalah hari pertamaku bekerja. Aku mengenakan kaos hitam, jeans, plus sepatu converse buluk andalanku yg tak pernah ingin ku cuci. Menurutku semakin buluk itu semakin keren. Aku menuruni tangga, melewati seluruh anggota keluargaku yg sedang menonton TV. “cie..cie.. yg mo kerja” ledek Ari. “Cen, lo mo kerja jadi penjaga tiket bioskop apa tiket kereta ekonomi ? gaya lo ancur tau” timpal Anya mengomentari apa yg aku kenakan. “eh tante, trus lo maunya gue mesti make apaan ? rok super mini + high heels trus ada bros bunga-bunga gitu ? lo pikir gue kerja jadi salesgirl apa ?”. “bukan gitu, setidaknya sepatu buluk lo itu diganti kek, masa sepatu yg udah sepantasnya masuk Bandar gebang masih dipake aja ?”. “Biarin aja, yg penting gue tetap manis dan pastinya bakalan dikejar-kejar cowo cakep”. “yeah, PD dahsyat lo ? yg ada lo tuh bakalan dikejar-kejar satpam grand Indonesia tau” sambung Ari. “bener tuh ! lagian ng ngaruh juga sama cowo cakep. Orang cowo gue lebih cakep”. “idihhh, cowo lo cakep ? sejak kapan monyong ? tampangnya aja kaya kue cucur yg abis diinjek sepatu Cinta Laura”. “eh, bangke ! gue tau lo sirik ama gue kan ?”. “eh, sejak kapan gue sirik ama lo. Udah ahh, gue mo berangkat. Dadahhhh” aku berlari keluar rumah menyalakan motorku kemudian berlalu menuju grand Indonesia.
***
Tugas pertamaku adalah merobek tiket di audi 6. Ketika sedang merobek tiket, tiba-tiba aku terdiam saat seorang cowo cakep menghampiriku dan bertanya “ice age 3 yah mba ?” aku memandang cowo itu lama, mengagumi setiap pesona yg ada pada wajahnya. “Huhh, betapa indahnya dia” kataku dalam hati “haloo…” ia membuyarkan lamunanku. Dengan salah tingkah aku meraih tiket yg ada di tangannya, merobek, dan mempersilahkan dia masuk. Tuhan, ini adalah godaan pertamaku di hari pertama aku kerja. Tak sadar bahwa sudah banyak orang yg mengantri. Maklum ice age 3 adalah film 3D dan hanya di buka satu studio. Banyak orang yg menggurutu, karena ternyata lamunanku memakan waktu yg cukup lama. Untuk kesalahan kecil ini, aku pun di tegur atasanku.
Aku bekerja disana tidak memakan waktu lama. Hanya berkisar 3 minggu. Terlalu banyak kesalahan yg aku buat. Mulai dari mencetak tiket film yg salah, kesalahan tempat duduk, salah memasukan saldo dari yg hanya seratus ribu menjadi satu juta, pesanan makanan yg salah, hingga menumpahkan pesanan. Semua ini tak lain dan tak bukan karena lamunanku atas pengaruh cowo-cowo cakep sialan itu. Orang-orang rumah selalu memberiku semangat, terutama mamah-papah dan mba Asti. Tapi terkadang aku harus sedikit bertengkar dengan duo Ari dan Anya. Menurut mereka aku tidak memiliki keahlian apa-apa kecuali melamun dan membuat onar.. Lebih baik aku beneran jadi kuncen, itupun kalau tidak salah menunjukkan blok-blok kuburan nanti. Menurut papah, waktu mamah hamil aku, ngidamnya aneh-aneh. Mulai dari ke kuburan, doyan mangga muda yg harus diambil mamah sendiri dari pohon, sampai nonton tinju sambil berteriak-berteriak. Alllahhh, ng peduli deh. Pokoknya aku harus ngebuktiin bahwa aku bisa ngebanggain mereka.
***
3 bulan berlalu. Selama enam bulan ini, banyak pekerjaan yg aku geluti. Mulai dari receptionist, hingga guru les Bahasa Inggris karena inilah satu-satunya keahlian yg aku punya. Tapi tetap saja ng berhasil. Aku terlalu teledor dan bukan orang yg cukup sabar untuk menghadapi anak-anak kecil yg nakal.
Suatu malam ketika aku sedang merenung di kamar sambil memeluk kuncen, Regina datang. Dia adalah satu-satunya sahabat baikku yg berjenis kelamin perempuan. Regina cerdas. Kesenangannya adalah membaca buku. Bahkan aku jadi jatuh cinta pada tulisan-tulisan Dewi Lestari karena dia. Walau hingga detik ini aku ng pernah membaca buku-buku itu sendiri. Regina selalu menceritakannya kepadaku, bahkan sering menjadi dongeng sebelum tidur. Aku pun banyak mengeluhkan tentang diriku yg tidak memiliki keahlian dan hanya bisa berbuat onar padanya. Regina sangat mengerti, ia selalu memberiku semangat. “Anka sayang, tenang aja kok, ng mungkin lo ng ada kemampuan. Semua kemampuan tuh, muncul karena sering dilatih. Coba terus sayang”. “mmpphh, gue serius ng ada kemampuan Na, gue tuh bisanya cuma teriak, bikin onar, sama nonjok orang. Emang ada pekerjaan kaya gitu ?”. Aku berpikir sejenak, kemudian mendapatkan satu ide brilliant. “eh Na, lo mo bantuin gue ng ? gue punya ide buat pekerjaan yg cocok sama gue”. “ide apaan ? jangan aneh deh lo ! ”. “dijamin ng bakalan aneh”. “emangnya apaan ?”. “hmmp, gini. Mulai skarang lo bantuin gue nyari info tentang demo-demo dan kampanye yg akan berlangsung”. “hah ?! buat apaan coba ?”. “berhubung keahlian gue hanya untuk mengundang masa, gue pengen jadi orator, yg teriak-teriak guna mengeluarkan orasi. Lumayan kalau sekali mimpin dapat 500ribu, kaliin aja ama 10x mimpin”. “eh, mabok ! otak lo tuh yah, aneh tau ng. mana ada kerjaan kaya gitu ? bisa ng sih mikir kerjaan yg realistis dikit ?”. “aduh, itu udah paling realistis menurut gue. Abis gue mo kerja apalagi coba ?”. “mmpphh, sebenarnya gue ng mau ngasih ini ke elo sih, cuma karena lo temen gue yg nasibnya paling tragis, mau tak mau gue bantuin”. “apaan ni ?” kataku sambil meraih kartu nama di tangan Regina. “itu perusahaan pencetak buku-buku best seller termasuk bukunya Dewi Lestari. sepupu gue salah satu manager disana dan kebetulan mereka sedang membuka lowongan. Ng susah kok, hanya mengatur halaman-halaman buku yg sudah selesai di cetak dengan baik.”. “eh, lo gila ngasih kerjaan ini ke gue ? ngerobek tiket bioskop aja gue ng becus, apalagi mengatur halaman buku ? bisa-bisa tuh halaman kebolak-balik sama gue dan perusahaan dituntut karena ng sesuai deadline. Lagian yah Na, nyentuh buku aja gue males, gimana mau kerja yg berhubungan sama buku ?”. “bawel lo yah ? nyoba aja dulu, kalo ng bisa paling lo di pecat lagi”. “aduh, gue udah cukup yah dipecat mulu. Mungkin kalo ada penghargaan THE BEST PHK PEOPLE pasti gue udah dikasih”. “sekarang gini aja, lo mau apa ng ?” aku memutar-mutar kartu nama yg ada di tanganku. Bingung mesti gimana. “hmmmpp, yaudah gue pikir-pikir dulu”. “kayak lo bisa mikir aja mbel. Kabarin gue kalo mau, ntar gue anterin. Jangan kelamaan, jumlah orang yg butuh kerja tuh banyak. Okay baby” Regina pun berlalu. Aku merebahkan badanku di kasur, memikirkan berbagai hal yg akan terjadi.
***
Hari ini aku memutuskan untuk menerima tawaran Regina. Ia mengantarku dan Alhamdulillah aku diterima dan langsung bekerja pada hari yg sama. Aku memiliki seorang rekan kerja, namanya Ibel. Ia sangat baik dan lumayan cakep. Wajahnya sedikit mirip dengan Ben Joshua walau tetap cakepan Ben Joshua kemana-mana. Ibel sangat sabar. Ia selalu mengajari dan mengawasi setiap kerjaanku. Karena pada saat perkenalan, aku sudah menceritakan tentang kelemahan terbesarku.
Genap sebulan aku bekerja di perusahaan percetakan itu. Aku pun mulai suka dengan dunia membaca. Biasanya sambil mengatur halaman, aku menyempatkan untuk membaca buku-buku tersebut. Karena hal ini juga aku dan Ibel sering lembur sampai tengah malam.
Malam ini untuk pertama kalinya aku meceritakan semua kisah-kisah tragisku pada Ibel. Ia mendengar semua ceritaku dengan seksama, walau sesekali tertawa geli. Setelah selesai menutup cerita, Ibel pun memberi komentar “menurut gue yah Ka, lo tuh sebenarnya punya keahlian yg ng pernah lo sadari”. “hah?! Apaan ? jadi tukang dongeng ?”. “mungkin. Tapi pendapat gue yah, lebih baik lo jadi penulis. Pemakaian kata-kata pada saat lo cerita tadi keren dan membuat cerita lo jadi menarik dan sejujurnya, lo punya daya khayal yg sangat tinggi. Kalo lo mau tuangin ini ke media kertas, mungkin bakalan laku. Cuma saran sih” Aku berfikir sejenak, apa iyah gue bisa jadi penulis ? apa iyah kosa kata gue bagus ? nilai Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris gue di ijazah aja bagusan Bahasa Inggris yg mendapat 9 dan Bahasa Indonesia kebalikannya. “anggap aja kaya lagi nulis buku harian, trus tinggal dikembangin dikit. Kisah hidup lo bagus untuk dibuat novel”. Lanjut Ibel
Sesampainya di rumah, aku mulai mengikuti saran Ibel. Ku nyalakan Laptop yg ada di hadapanku dan mulai menceritakan kisah-kisahku. Setiap hari, sambil bekerja aku meluangkan waktu untuk menyelesaikan novelku dan dengan baik hati, Ibel selalu membantu. Satu minggu kemudian tulisanku selesai. Ibel pun membantuku untuk menghadap atasan kami, Pak Dimas dan mengajukan permohonan untuk mencetak tulisanku menjadi sebuah novel. Seperti biasanya, Pak Dimas meragukan. Tapi dengan sedikit rayuan, ia pun mau menyempatkan diri untuk membacany. Dua hari setelah itu, tiba-tiba Pak Dimas memanggilku dan Ibel. Ia tersenyum memandang kami berdua. “tulisanmu bagus dan menarik Alliyah. Saya akan mencoba untuk mencetaknya dalam jumlah yg sedikit terlebih dahulu. Kalau reaksi pasar baik, kita bisa mencetaknya lagi”. Aku benar-benar kaget. Dengan refleks aku berlari dan memeluk Pak Dimas dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya. Baru pernah apa yg aku lakukan dipuji oleh orang lain. Satu hal yg aku minta, bahwa bukuku di cetak dengan nama penulis ALLANKA yg merupakan kepanjangan dari Alliyah Andika.

***
6 bulan berlalu semenjak kejadian itu, bukuku laku kesar di pasaran. Walau tetap tidak bisa mengalahkan Dewi Lestari. Hhe*. Aku pun menjadi penulis yg banyak dibicarakan orang. Dari kejadian itulah aku mulai fokus terhadap dunia tulisan. Tak henti-hentinya aku berterima kasih kepada semua orang yg telah membantu. Terutama Ibel. Sampai sekarangpun, aku masih meminta saran dan kritiknya terhadap tulisan yg aku buat dan tentunya keluarga ku sangat bangga padaku. Seorang Alliyah Andika yg dulu hanya tukang tidur dan sukanya bikin onar, sekarang menjadi seorang penuls. Aku pun melanjutkan kuliahku di jurusan Jurnalistik Universitas Indonesia. Akhirnya aku bisa kuliah dan mengenakan Jacket Kuning. Darisinilah aku mulai sadar bahwa ng ada yg ng bisa di dunia ini selagi kita mau berusaha. Selalu semangat dan percaya diri itu baik dan jangan pernah berhenti mengeluarkan ide-ide brilliant. Semuanya bisa asal ada kemauan. Don’t give up and always do the best.

Aldilla 11-juni-2009. (saat stuck di kamar tanpa pulsa dan menunggu panggilan telfon dengan kondisi tubuh yg ERROR dan juga lagi apes akibat ketololan)

No comments:

Post a Comment